Bau badan dapat membuat seseorang tidak merasa nyaman dan kurang percaya diri. Terlebih jika memiliki aktivitas harian yang sangat padat hingga mengeluarkan bau keringat berlebih. Karena itu, banyak yang mempercayakan masalah ini dengan menggunakan deodoran sebagai solusi mudahnya.
Pemakaian deodoran saat ini sudah menjadi hal biasa yang dilakukan sehari-hari, terutama bagi wanita yang menggunakannya untuk menjaga ketiak tetap wangi. Deodoran digunakan untuk melengkapi aktivitas keseharian agar terbebas dari bau keringat.
Namun, muncul kabar bahwa memakai deodoran dapat menjadi penyebab kanker payudara. Benarkah demikian?
Letak ketiak dekat dengan payudara, sehingga menimbulkan dugaan bahwa memakai deodoran yang mengandung bahan kimia pada bagian ini dapat menyebabkan perubahan sel pada payudara. Kandungan seyawa berbasis aluminium yang terdapat pada deodoran dikhawatirkan memicu kanker payudara. Karena bahan ini membentuk sumbatan sementara pada kalenjar keringat, sehingga dapat menghentkan aliran keringat pada permukaan kulit. Namun, karena penyerapan bahan ini oleh kulit disebut dapat merangsang pertumbuhan sel-sel kanker payudara. Atas dasar inilah kemudian deodoran diduga pemicu kanker payudara.
Hingga saat ini, belum ada hasil penelitian yang menunjukkan hubungan kuat antara penggunaan deodoran dengan terjadinya kanker payudara. Namun, bagaimana dengan kandungan deodoran yang disebutkan sebelumnya?
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa hanya sedikit aluminium klorohidrat yang diserap daam tubuh yaitu hanya 0,012%, bahkan dapat lebih sedikit lagi. Penelitian lain menemukan bahwa pada wanita dengan kanker payudara tidak ada perbedaan konsentrasi aluminium dalam sel kanker dengan jaringan di sekitarnya. Oleh sebab itu, tidak ada hubungan yang jelas antara aluminium yang terkandung dalam deodoran dengan risiko kanker payudara.
Penyebab Kanker Payudara
Kanker payudara itu sendiri merupakan jenis kanker yang dipengaruhi oleh beberapa faktor, bukan dari deodoran. Beberapa faktor tersebut, seperti :
- Mengonsumsi alkohol
- Memiliki riwayat keluarga yang mengalami kondisi serupa (ibu atau saudara perempuan)
- Kurang berolahraga
- Memiliki kelebihan berat badan atau obesitas
- Penggunaan kontrasepsi hormonal
Oleh karena itu, para wanita disarankan rutin memeriksa payudaranya sendiri (SADARI). Apabila perlu, lakukan pemeriksaan tahunan ke dokter untuk mengetahui risiko kanker payudara.